Senin, 19 Maret 2012

DIRI TERDIRI

Diri yang terdiri
ialah yang hati
ialah yang cermin
ialah ceruk yang bercahya
ialah ruang yang berasa
ialah tajalli yang bernama,
maka setiap yang bernama adalah Asma,
maka bernamalah ia
maka berasalah ia yang punya nama.
Diri yang terdiri,
diri yang selalu menyebut nama
diri yang menegakkan Asma,
diri yang mendawamkan zikir Asma
maka zikirlah ia
maka berzikirlah ia yang punya rasa
maka dizikirkanlah ia dalam diam
maka dizikirkanlah ia dalam fana,
leburlah ia dalam keesaan nama
leburlah ia dalam ketunggalan Asma,
yang esa menyebut yang esa
yang tunggal menyebut yang tunggal,
tak ada lagi zikir dalam zikir
tak ada lagi sebutan dalam sebutan,
yang ada hanya zikir itu sendiri
yang ada hanya sebutan itu sendiri,
jadilah diri terdiri tegak dengan zikirnya
jadilah diri terdiri tegak dengan Asmanya,
yang esa dalam Asma
yang tunggal dalam Asma,
maka Zat memuji DiriNya
dengan AsmaNya.



Jumat, 16 Maret 2012

DIRI BERDIRI

Diri yang berdiri
ialah yang mati
ialah yang tiada sebenarnya hidup,
maka engkau sebut ia tubuh
maka engkau sebut ia jasad,
karena ia anasir
karena ia elemen,
airlah ia
apilah ia
tanahlah ia
udaralah ia,
karena ia anasir yang menganasir
karena ia elemen yang mengelemen
dalam wadah yang bernama tubuh,
jadilah ia tulang
jadilah ia sumsum
jadilah ia darah
jadilah ia kulit
jadilah ia nafas,
menyatu dalam satu wadah
menyatu dalam satu tubuh
menyandang sifat yang hidup,
menyatakan Yang maha hidup,
dari tanah, ia menjadi tua dan muda
dari air, ia menjadi hidup dan mati
dari api, ia menjadi kuat dan lemah
dari udara, ia menjadi ada dan tiada.
Diri yang berdiri
diri yang mati
diri yang tiada sebenarnya hidup,
demikian asal mulanya,
yang ada menyatakan yang ada
demikian asal kembalinya,
yang ada kembali kepada yang ada,
maka inilah diri yang berdiri
maka inilah diri yang tubuh
maka inilah diri yang jasad,
Adam jua namanya
Shuroh al-Rahman jua namanya.



Rabu, 07 Maret 2012

KHALIFAH

Segalanya adalah Dia,
maka aku adalah Dia,
sebagaimana awal mula adanya
akulah Muhammad yang hakikat
akulah Muhammad yang sifat,
maka aku menjadi ada
maka semuanya menjadi semesta,
Dia adalah Rabbul Alamiin
Muhammad adalah Rahmatal Alamiin,
demikian aku dan Dia
sebagaimana zat dan sifat
pada hakikatnya
pada esanya.
Ketika menjadi hampa
ketika menjadi kosong,
yang ada menjadi tiada
yang tiada menjadi tidak ada
yang tidak ada menjadi ada,
maka segalanya pun tiada
akupun tiada 
Diapun tiada,
yang ada hanyalah yang ada.
Ketika menjadi ada
ketika semuanya ada,
maka aku menjadi khalifah
maka aku menjadi ulil amri
maka aku menjadi umat Muhammad,
jadilah aku penyaksi kebenaran ini
jadilah aku pengkhabar ketauhidan ini.


Minggu, 19 Februari 2012

UMMI

Aku ummi
dari Nabiku yang ummi,
ummi yang ummi
ummi yang sebenarnya ummi,
maka Nabiku ummi yang sebenarnya ummi
maka aku ummi yang sebenarnya ummi.
Jangan engkau salahpaham, Nabiku yang ummi
jangan engkau salahpaham, aku yang ummi,
karena kami ummi yang sebenarnya ummi
karena kami bukan ummi yang engkau pahami;
ummi yang buta huruf
ummi yang tuna aksara
ummi yang tak bisa membaca,
karena kami ummi yang sebenarnya ummi;
ummi yang membaca tidak berhuruf
ummi yang membaca tidak beraksara
ummi yang membaca tidak bertulis,
maka kami ummi yang sebenarnya, ummi yang tahu tidak tahu
maka kami ummi yang sebenarnya, ummi yang tahu diberitahu,
demikian ummi yang sebenarnya ummi
demikian Nabiku yang sebenarnya ummi
demikian aku yang sebenarnya ummi.
Aku ummi
dari Nabiku yang ummi,
maka aku jadi yang ummi dalam keummian
maka aku jadi ummi yang sebenarnya ummi,
ummi yang sebenarnya tahu tidak tahu
ummi yang sebenarnya tahu hanya diberitahu
ummi yang sebenarnya tahu membuang tahu,
jadilah aku sebagai penyaksi
jadilah aku Syahadatku,
yang tunggal
yang satu.







Sabtu, 11 Februari 2012

SYAIR AIR

Pada air, aku menyata
yang hidup mengaliri kehidupan
jadilah ia sungai,
yang meresap dikedalaman bumi
jadilah ia lautan
yang menguap disemesta alam
jadilah ia hujan,
yang nyata dalam diri,
jadilah ia elemen.
Pada air, aku menyata
yang hidup menghidupkan kehidupan
jadilah hidup hidup kehidupan
yang jernih menjernihkan kejernihan
jadilah jernih jernih kejernihan,
yang bening mengheningkan keheningan
jadilah bening hening keheningan,
yang suci mensucikan kesucian
jadilah suci suci kesucian.
Demikian air adanya
yang dingin mendinginkan
yang segar menyegarkan
yang basah membasahkan.
Dingin air menjadi embun
dingin embun menjadi beku,
embun membeku jadi es
es mencair jadi air,
demikian wujud
demikian ilmu
demikian Nur
demikian syuhud,
aku jua adanya
aku jua nyatanya.






Senin, 02 Januari 2012

RIDHO

Ridhomu adalah ikhlasku
ikhlasku adalah ridhomu,
karena satu jua adanya;
ikhlas dan ridho
ridho dan ikhlas,
ikhlas menentukan ridho
ridho menentukan ikhlas,
dalam menentukan satu yang satu
dalam yang satu menentukan satu,
maka jadilah ikhlas
maka jadilah ridho.
Ikhlas adalah aku
ridho adalah engkau,
aku dan engkau
engkau dan aku,
aku adalah engkau
engkau adalah aku,
tapi aku bukan engkau
tapi engkau bukan aku,
maka ikhlas menjadi ridho,
aku dan engkau,
maka ridho menjadi ikhlas,
engkau dan aku;
aku diliputi ridhoMu
engkau meliputi ikhlasku.
Ikhlas mejadi ridho
ridho menjadi ikhlas,
seumpama laut dan gelombangnya
seumpama angin dan hembusannya,
itulah aku yang tampak
itulah aku yang tersembunyi,
dalam zohir
dalam bathin.
Inilah ikhlas yang ridho
inilah ridho yang ikhlas,
karena aku dan engkau
karena engkau dan aku
adalah yang satu,
menjadi kesadaran yang satu.









Jumat, 30 Desember 2011

SYUKUR

Nikmat di raga
nikmat di rasa
nikmat di nyawa
nikmat di rahsa,
kesadaran dalam kenikmatan adalah kebersyukuran
pengingakaran dalam kenikmatan adalah kekufuran,
ketika engkau berhenti dalam tingkatan kenikmatan,
engkau masih menyisakan kebersyukuran,
ketika engkau berhenti dalam tingkatan kebersyukuran,
engkau masih menyisakan kekufuran,
maka jadilah nikmat, yang tak menyisakan kebersyukuran
maka jadilah nikmat, yang tak menyisakan kekufuran.
Menjadi nikmat dalam nikmat
dalam nikmat menjadi nikmat,
adalah syukur dirimu yang sebenarnya dirimu.
maka nikmat di raga
maka nikmat di rasa
maka nikmat di nyawa
maka nikmat di rahsa,
menjadi nikmat dirimu, yang menjadi nikmat
menjadi nikmat yang satu dalam dirimu yang satu,
demikian nikmat yang menjadi dirimu
demikian dirimu yang menjadi nikmat.
Menjadi nikmat
adalah kebersyukuran tanpa tingkatan,
menjadi nikmat
adalah kebersyukuran tanpa kekufuran,
maka tiada nikmat di raga
maka tiada nikmat di rasa
maka tiada nikmat di nyawa
maka tiada nikmat di rahsa,
karena nikmat adalah nikmat
karena nikmat sudah menjadi nikmat,
demikian syukurmu pada dirimu
demikian syukurmu tanpa kekufuran dirimu,
hanya satu syukur
hanya syukur yang satu.