Tanah,
adalah anasir yang satu
yang menjadi tubuh
menjadi diri yang berdiri,
menjadi diri yang terdiri,
maka nyatalah diri,
maka nyatalah rupa sendiri.
Demikian tanah menjadi satu
dalam anasir yang satu,
yang tumbuh
yang berkembang
yang tegak,
menjadi tubuh yang berdiri
menjadi rupa yang sendiri.
Dialah daging
dialah kulit
dialah tulang,
menjadi struktur yang berdiri
menjadi diri yang sendiri,
maka jadilah Adam shurah-Ku sendiri
maka jadilah Adam Abul-Basyar tubuh ini.
Demikian tanah kembali ke tanah,
demikian anasir kembali ke anasir,
karena tanah adalah anasir
karena anasir adalah tanah,
maka jadilah tanah menjadi anasir,
maka jadilah anasir menjadi tanah,
itulah makna kembali
itulah makna sejati.
Demikian tanah yang satu,
menjadi anasir yang satu,
dalam tubuh yang satu
dalam rupa yang satu,
maka satulah ia,
maka tunggallah ia,
menjadi yang satu
menjadi yang tunggal.
adalah anasir yang satu
yang menjadi tubuh
menjadi diri yang berdiri,
menjadi diri yang terdiri,
maka nyatalah diri,
maka nyatalah rupa sendiri.
Demikian tanah menjadi satu
dalam anasir yang satu,
yang tumbuh
yang berkembang
yang tegak,
menjadi tubuh yang berdiri
menjadi rupa yang sendiri.
Dialah daging
dialah kulit
dialah tulang,
menjadi struktur yang berdiri
menjadi diri yang sendiri,
maka jadilah Adam shurah-Ku sendiri
maka jadilah Adam Abul-Basyar tubuh ini.
Demikian tanah kembali ke tanah,
demikian anasir kembali ke anasir,
karena tanah adalah anasir
karena anasir adalah tanah,
maka jadilah tanah menjadi anasir,
maka jadilah anasir menjadi tanah,
itulah makna kembali
itulah makna sejati.
Demikian tanah yang satu,
menjadi anasir yang satu,
dalam tubuh yang satu
dalam rupa yang satu,
maka satulah ia,
maka tunggallah ia,
menjadi yang satu
menjadi yang tunggal.