Tampilkan postingan dengan label puitika diriterperi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puitika diriterperi. Tampilkan semua postingan

Senin, 16 April 2012

DIRI TERPERI

Nyawalah namanya
bagi diri yang terperi,
nafaslah nyatanya
anfaslah nyatanya
tanafaslah nyatanya
nufuslah nyatanya,
maka nyawa jadi terperi-peri.
Akulah Allah, 
Hu Allah,
dalam nyawa yang terperi
dalam diri yang terperi
setiap nafas berkali-kali
setiap anfas mengulangkali
setiap tanafas hening sekali
setiap nufus seketika berhenti,
maka nyawa pun seperti kembali
maka diripun seperti tiada lagi.
Nyawalah namanya
bagi diri yang terperi,
pada nafas yang akan mencium baunya
pada anfas yang akan melihatnya
pada tanafas yang akan mendengarnya
pada nufus yang akan merasakannya,
jadilah penciuman
jadilah penglihatan
jadilah pendengaran
jadilah perabaan
dalam diri yang terperi
dalam nafas yang terkali,
pada akhirnya hening jua
pada akhirnya satu juga,
dalam nyawa yang satu
dalam nyata yang satu;
Dialah Aku
Akulah Dia
dalam setiap tarikan nafas
dalam setiap kedipan anfas
dalam setiap sebutan tanafas
dalam setiap detak nufus.