Diamlah,
wahai tubuh yang kasar,
saat kau merasakan tiada,
karena Adam ini hanyalah penanda
dari penampakan yang sebenarnya ada.
Diamlah,
wahai hati yang tenang,
saat kau tergetar dalam gairah zikir ini,
karena yang tunggal akan menzikirkanmu,
saat kau fana,engkaulah yang dizikirkan.
Diamlah,
wahai Nafas yang menghembus
mendalam jadi Tanafas,
merasa jadi Anfas,
menghening jadi Nufus,
karena nyawa hanyalah perantara di sini,
karena ruh dan badan masih ada.
Diamlah, saat rahasia menyatakan diriNya,
inilah diam yang sesungguhnya.
wahai tubuh yang kasar,
saat kau merasakan tiada,
karena Adam ini hanyalah penanda
dari penampakan yang sebenarnya ada.
Diamlah,
wahai hati yang tenang,
saat kau tergetar dalam gairah zikir ini,
karena yang tunggal akan menzikirkanmu,
saat kau fana,engkaulah yang dizikirkan.
Diamlah,
wahai Nafas yang menghembus
mendalam jadi Tanafas,
merasa jadi Anfas,
menghening jadi Nufus,
karena nyawa hanyalah perantara di sini,
karena ruh dan badan masih ada.
Diamlah, saat rahasia menyatakan diriNya,
inilah diam yang sesungguhnya.