Rabu, 08 Juni 2011

ZIKIR HATI

Tubuh yang bergetar
berlapis-lapis hijab diri
tergerai dalam keheningan ini,
seperti gemuruh gaung Asma-Mu
dilafazdkan hati yang paling dalam
diam-diam menyadarkan keberadaanMu
membuat sirna yang ada
dalam kefanaan diri.
Allah jua yang ada
Allah jua yang di kata
di lathifah bergulir AsmaMu
di lathifah berporos kata
mengitari bagian-bagian tubuh
menjadi bergetar tak berhenti
inilah zikir, mengingatMu
inilah lafazd, menyatakanMu.
Mengucap lathifah Qolbi
mengucap lathifah Ruh
mengucap lathifah Sirr
mengucap lathifah khofi
mengucap lathifah Akhfa
mengucap lathifah Nafsu nathiqoh
mengucap lathifah kulli jasad
Allah, Engkaulah tujuan
Allah, Engkaulah keberadaan.
Dalam poros ini, perjalanan hati dimulai
dalam sinaran nur yang suci,
kulitku nur
rambutku nur
dagingku nur
ototku nur
darahku nur
tulangku nur
sumsumku nur
tubuhku menjadi nur
karena yang ada menjadi yang tiada
karena yang tiada menjadi yang ada.

Selasa, 07 Juni 2011

ZIKIR TUBUH

Nafsu di tubuh ini
menjadi api yang sehati,
maka ku jaring ia dengan kendali
kalimat La ilaha illa allah
ku hujamkan ke dalam hati
dengan lisan yang jahar.
Nafsu yang menyatu
dengan tubuh yang zohir ini,
seperti terguncang-guncang oleh kata
saat kalimat La ilaha illa allah diucapkan,
mengalir dari pusar ke atas ubun-ubun
lalu ke bahu sebelah kanan dan ke tengah dada
kemudian menghujam ke dalam hati
berzikir sendiri tanpa sepi.
Nafsu yang meliputi tubuh ini
melekat dari segenap penjuru 
yang bernafsu;
di penjuru dua mata
di penjuru dua telinga
dipenjuru dua lubang hidung
di penjuru dua belah tangan
di penjuru dua belah kaki
di penjuru lisan
di penjuru busung
di penjuru kemaluan
meranggas oleh kata
yang dihantar dengan kalimat Istighfar
zikir terus melaju
di segenap penjuru yang bernafsu.
Nafsu Amarah yang teredam
thoriqoh ini adalah thoriqoh tubuh
melalui zikir yang menuju
melalui zikir yang menyatu
hanya kepada Allah jalan kembali,
hanya kepada Muhammad jalan melalui.

TERKUBUR

Tenggelam
di alam mikro
di alam makro
di bawah langit biru seperti di dalam samudera
bumi menjadi daratannya
dan angin menjadi gelombangnya
aku di dalam bagiannya
merasakan kelembutanmu
merasakan kedahsyatanmu
merasakan kasihmu
Siang dan malam hanyalah penanda
gelap  dan terang
yang menandai hari
yang menandai waktu
kenyataan ini yang nyata
kegaiban ini yang gaib
menandai yang zohir
menandai yang batin
di sinilah rumah kedamaianku
di sinilah rumah ketenanganku
dialog sebagai keriuhan
diam sebagai kesunyian
hilang rupa yang satu
hilang ruh yang menyatu
di sinilah diri terkubur menjadi mati
di sinilah diri terkubur menjadi hidup.

Senin, 06 Juni 2011

SYAHADAT

Kesaksian yang banyak
pada yang satu
adalah Dia yang berkata,
kesaksian yang satu
pada yang banyak
adalah Engkau yang berkata,
kesaksian yang satu
pada yang satu
adalah Aku yang berkata,
maka kesaksian ini menjadi;
tiada Tuhan selain Dia.
maka kesaksian ini menjadi;
tiada Tuhan selain Engkau.
maka kesaksian ini menjadi;
tiada Tuhan selain Aku.
karena kesaksian ini
sejatinya adalah alif, lam, lam, ha.
karena kesaksian ini
bagi dirimu adalah makrifatmu,
inilah kesaksian yang hakiki
inilah kesaksian yang abadi.
Kesaksian syahadat adalah pernyataan diri yang sejati,
diri yang menjadi sifat
diri yang beranasir
adalah wujud pernyataan ini.
Syahadatku yang tunggal
syahadatku yang menyatu
pada diri yang satu
pada diri yang utuh
adalah yang zohir 
adalah yang bathin
abadi disini.

Minggu, 05 Juni 2011

RAHMAT

Ketika semesta alam adalah rahmat,
maka Nur Muhammad adalah antara
hakikat kejadian ini.
Ketika ketauladanan adalah rahmat,
maka kerasulan Muhammad adalah pembawa berita ini.
Ketika kesempurnaan adalah rahmat,
maka kemanusiaan Muhammad adalah figur diri ini.
Karena Muhammad yang zohir
karena Muhammad yang bathin,
menyatu jua dalam Nur Muhammad,
menjadi Muhammad, menjadi diri ini.
Aku adalah rahmatMU
Engkau adalah rahmatku,
sebab rahmatMu mendahului kemurkaanMu,
Maka rahmat ini menjadi rahmatMu
maka rahmat ini menjadi rahmatku.
Dalam semesta dunia
dalam semesta akhirat
diri selalu menjadi rahmat
karena setiap diri adalah Muhammad
karena Muhammad adalah sifat diri.
Muhammad adalah siddik
Muhammad adalah amanah
Muhammad adalah tabligh
Muhammad adalah fathonah
maka Muhammad menjadi rahmat
maka Muhammad menjadi diri
karena Muhammad adalah rahmat
karena diri adalah rahmat.
rahmat bagi Alam besar
rahmat bagi Alam kecil,
maka Rabb bergelar Rabbul Alamin
maka Muhammad bergelar Rahmatan lil Alamin.

Yang Terlahir, Yang Menjadi

Yang ku tahu, tak ada
yang ku tak tahu, ada
begitulah perjalanan ini menjadi bukti.
pengetahuan tak mencukupi diri
pengetahuan telah menutupi diri
apa yang engkau sebut sistem
adalah belenggu diri.
pengetahuan menjadi pengakuan
pengetahuan menjadi keangkuhan,
maka berhentilah mengaku
maka berhentilah berstatus.
Karena diri telah terlahir
karena diri telah menjadi,
maka jadilah dirimu
maka terlahirlah dirimu.
Di sinilah engkau bersandiwara
di sinilah engkau bertungkus-limus,
menjadi dirimu
melahirkan dirimu.
Tak ada salam di permulaan ini
tak ada salam di penghabisan ini
dengan basmalah menjadi sunyi
dengan hamdalah menjadi sepi
dengan syahadat menjadi saksi
diri terlahir, diri menjadi.

KARAM

Di samudera kebenaran ini,
yang ada adalah karam,
yang tiada sebenarnya yang ada.
Kebenaran adalah nyata,
karena nyatanya dalam diri,
Kebenaran adalah wujud,
karena wujudnya dalam tubuh dan ruhnya sendiri.
Yang karam adalah kesadaran dalam samudera kebenaran,
yang tak bertepi, yang tak berbatas
karena kebenaran yang ber-Maha,
maka diri yang tenggelam menjadi padu
maka tubuh dan ruhnya menjadi satu
seperti kembali ke asalnya yang satu.
Di sini pengetahuanmu menjadi sirna,
karena pengetahuan hanyalah tunggal.
Di sini upayamu menjadi tak berdaya,
karena daya upaya hanya milikNya.
Engkau tenggelam, tapi engkau hidup
engkau karam, tapi engkau sadar.
Samudera ini, samuderamu
samudera ini, samuderaNya
karena kebenaran bermuara dari yang satu.
diam-diam dirimu
tenggelam dan karam di samudera ini,
lenyap dalam kebenaran yang tak bertepi,
menjadi aku dan engkau
dalam kesadaran yang fana.
Di sinilah aku tunggal,
di sinilah aku menyatu.