Kamis, 22 September 2011

"O"

Dalam kehampaan
dalam kekosongan
yang ada hanya O
O pun sebenarnya tiada
yang ada sebenarnya tiada
yang tiada sebenarnya ada.
Jadilah O
O yang menyata
O yang merasa
O yang menyatu
bulatan yang satu.
O Allah
O Allah
dalallah
dalallah
yang kenal-mengenal
yang ngaku-mengaku.
Jadilah O
yang sebenarnya O
jadilah O
yang sebenarnya satu O
O ada
O tiada.


Kamis, 15 September 2011

HAMPA YANG ISI

Aku lihat dari muka,
yang ada hanya kosong
aku lihat dari belakang,
yang ada hanya kosong
aku lihat dari sisi kanan,
yang ada hanya kosong
aku lihat dari sisi kiri,
yang ada hanya kosong.
Hanya kosong yang ada
hanya kosong yang nyata,
hampa ini, yang terasa
hampa ini, isi yang ada.
Jadilah hampa yang isi
jadilah isi yang hampa,
maka aku merasakan hampanya
maka aku merasakan isinya.
Hampa yang isi,
menjadi isi yang hampa
isi yang hampa
menjadi hampa yang isi,
seperti hening yang bening.
menjadi bening yang hening
seperti terang yang benderang,
menjadi benderang yang terang,
Karena padaMu jua, aku ada
karena padaMu jua, aku fana
karena padaMu jua, aku baqa,
yang tiada bukanlah yang ada
yang ada bukanlah yang tiada,
yang ada adalah yang ada.
Demikianlah yang hampa
demikianlah yang isi,
menjadi hampa yang isi.



Selasa, 13 September 2011

HAJI YANG HAJI

Tanggalkan pakaian budayamu
maka mulailah Ihrammu,
dalam Ihram ini,
engkau tak beda dengan engkau yang lain
aku tak beda dengan aku yang lain,
setiap engkau adalah engkau
setiap aku adalah aku,
engkau adalah aku
aku adalah engkau,
diperjalanan menyatu tujuan
diperjalanan menyatu aku-engkau, engkau-aku.
Maka berhajilah dahulu,
sebelum engkau pergi ke Mekkah
karena hajimu adalah Arafah-mu,
Arafah-mu adalah makrifatmu dengan Tuhanmu,
maka kenalilah Wukuf-mu, sebelum engkau Wukuf di Arafah
maka kenalilah Thowaf-mu, sebelum engkau Thawaf di Kabah
maka kenalilah Syai-mu, sebelum engkau Syai di Safa-Marwa.
Jangan berhaji masih di masa jahiliyyah
engkau berhaji, tapi engkau memberhalakannya,
kenalilah dulu tajalli Adam-mu pada dirimu,
maka engkau akan tahu hakikat hajimu.
Berhajilah setelah engkau tahu
berhajilah setelah engkau kenal,
maka haji ini adalah haji yang haji
maka haji yang haji adalah haji diri-mu.


Senin, 05 September 2011

YANG NYATA MENYATA

Aku adalah Muhammad
yang menjadi sifat,
sifatku adalah Siddiq
sifatku adalah Amanah
sifatku adalah Tabligh
sifatku adalah Fathonah,
pada Siddiq, aku tanazul
pada Siddiq, aku taroqi
yang menyata pada Fathonahku
yang menyata pada diriku,
Siddiq ada di hatiku
Amanah ada di akalku
Tabligh ada di nafsuku
Fathonah ada di lakuku,
maka aku jadi Muhammad
karena punya sifat yang empat,
Muhammad adalah sifatku
sifatku adalah Muhammad.
Menyata ia pada diriku,
seperti menyata yang bathin pada yang zohir,
maka ku jalani perjalanan ini
maka ku lalui laluan ini,
biar nyata, yang nyata
biar nyata, diriku yang nyata.



Selasa, 30 Agustus 2011

FITRAH YANG FITRAH

Seperti pergi dan kembali,
fitrah selalu diingat
dalam kealfaan diri
dalam kesucian diri,
demikian diri selalu mengulang,
demikian diri selalu mengabaikan.
Fitrah yang bergerak, fitrah yang pergi
fitrah yang diam, fitrah yang kembali,
dalam diri yang bersyukur
dalam diri yang teruji,
dimana ruang, disetiap waktu.
pada diri yang bersyahadat
pada diri yang mengenal dirinya,
fitrah tak pernah pergi
fitrah tak pernah kembali,
karena fitrah menyatakan pada dirinya
karena diri menyatakan pada fitrahnya.
Fitrah yang fitrah,
hanya bagi diri yang tahu kefitrahan
suci yang suci,
hanya bagi diri yang mengenal kesucian,
jadilah fitrah menjadi diri
jadilah diri menjadi fitrah.
Dalam hakikat diri
dalam diri sejati,
maka fitrahku adalah diriku
maka diriku adalah fitrahku,
karena fitrahku menyatakan diriku
karena diriku menyatakan fitrahku.
Seperti satu yang satu,
fitrah selalu menyatu
fitrah tak pernah bersekutu
dalam diri yang zohir
dalam diri yang batin.


Senin, 29 Agustus 2011

ZAKAT YANG BERZAKAT

Yang memberi dan yang menerima
adalah satu jua pada hakikatnya,
maka zakat adalah suci yang mensucikan
yang lahir pada hartaku
yang batin pada jiwaku.
Zakat adalah haq
yang menyatu pada hakikatku
yang menyatu pada rasaku,
meleburkan pilihan
meleburkan pemilahan,
yang kaya yang miskin
yang miskin yang kaya,
maka zakat menyata pada mustahiqku
maka zakat menyata pada diriku.
Seperti rumah untuk berbagi
seperti rumah untuk berteduh,
zakat adalah nikmat yang tersaji
zakat adalah jalan yang peduli,
di rumah kearifan ini
di rumah keramaian ini.
Demikian zakat mengungkap makna
demikian zakat mengungkap diri,
zakat adalah lahirku
zakat adalah batinku,
menjadi yang kaya yang miskin
menjadi yang miskin yang kaya.
zakat menyatukan hartaku-hartamu
zakat menyatukan hartamu-hartaku,
karena yang haq menyatakan diriku
karena yang haq menyatakan dirimu
dalam narasi kekayaan
dalam narasi kemiskinan,
jadilah zakatNya dalam yang berzakat
jadilah yang berzakat dalam zakatNya.



Minggu, 28 Agustus 2011

BACA YANG DIBACA

Pada titik simpul ini,
aku membaca
di malam seribu bulan
menelusuri ayat-ayat yang lima
penanda di awal kehadiran Qur'an,
bacalah tentang asal kejadian insan
bacalah tentang pengetahuan-Nya,
membaca dalil
mengenal sejatinya diri.
Pada titik menemukan diri
pada titik menunjukan dalil,
bacalah angka 5 pada ayat yang lima;
yang menandai asal anasir dan pancer diri,
bacalah angka 17 pada Nuzul Qur'an;
yang melintasi tujuh martabat nafsu pada diri
yang melintasi tujuh martabat alam kejadian pada diri,
untuk mengenal hakikat yang satu.
maka aku menemukan diri yang terdiri
maka aku menemukan jalan mendaki,
sejatinya aku yang menyatu
sejatinya aku yang kembali.
Seperti Kepompomg,
aku melaluinya
untuk terbang menjadi kupu-kupu,
terbang bebas
terbang merdeka,
kini aku bebas
kini aku merdeka.