Jumat, 30 Desember 2011

SYUKUR

Nikmat di raga
nikmat di rasa
nikmat di nyawa
nikmat di rahsa,
kesadaran dalam kenikmatan adalah kebersyukuran
pengingakaran dalam kenikmatan adalah kekufuran,
ketika engkau berhenti dalam tingkatan kenikmatan,
engkau masih menyisakan kebersyukuran,
ketika engkau berhenti dalam tingkatan kebersyukuran,
engkau masih menyisakan kekufuran,
maka jadilah nikmat, yang tak menyisakan kebersyukuran
maka jadilah nikmat, yang tak menyisakan kekufuran.
Menjadi nikmat dalam nikmat
dalam nikmat menjadi nikmat,
adalah syukur dirimu yang sebenarnya dirimu.
maka nikmat di raga
maka nikmat di rasa
maka nikmat di nyawa
maka nikmat di rahsa,
menjadi nikmat dirimu, yang menjadi nikmat
menjadi nikmat yang satu dalam dirimu yang satu,
demikian nikmat yang menjadi dirimu
demikian dirimu yang menjadi nikmat.
Menjadi nikmat
adalah kebersyukuran tanpa tingkatan,
menjadi nikmat
adalah kebersyukuran tanpa kekufuran,
maka tiada nikmat di raga
maka tiada nikmat di rasa
maka tiada nikmat di nyawa
maka tiada nikmat di rahsa,
karena nikmat adalah nikmat
karena nikmat sudah menjadi nikmat,
demikian syukurmu pada dirimu
demikian syukurmu tanpa kekufuran dirimu,
hanya satu syukur
hanya syukur yang satu.





Jumat, 23 Desember 2011

SYAIR TERBANG BURUNG TERBANG SANGKAR

Tidak disangkar, ia dekat
tidak dipelihara, ia datang
demikian burung adanya
yang bebas merdeka,
tanpa harus terkurung dalam keterbatasan
tanpa harus terkurung dalam kebebasan,
karena makna adalah sangkar,
karena wawasan adalah kurungan,
mengapa mesti mengurung diri
mengapa diri mesti terkurung,
bila kebebasan juga kurungan
bila keterbatasan juga kurungan.
Terbang tanpa sayap
hinggap tanpa dahan
bersangkar tanpa kurungan,
demikian burung adanya
yang bebas merdeka,
yang menemukan jalan kebabasannya
yang meraih kemerdekaannya,
karena keterbatasan adalah keterbatasan
karena kebebasan adalah kebebasan,
mengapa diri mesti tergantung pada keterbatasan
mengapa diri mesti mecari jalan kebebasan,
bila kemerdekaan adalah harkat diri
yang sesungguhnya
bila kemerdekaan adalah hak diri
yang mengenal dirinya.
Terbang burung
terbang sangkar,
demikian burung adanya
yang terbang burung, terbang sangkar,
burung dan sangkar terbang bersamanya
sangkar dan burung terbang membawanya,
karena burung adalah ruhani
karena sangkar adalah jasmani,
hidup dalam bersama, kembali dalam bersama
kembali dalam bersama, hidup dalam bersama.










Jumat, 16 Desember 2011

TAUHID

Diamlah
hanya ada satu
bicaralah
hanya ada satu
berbuatlah
hanya ada satu,
hanya aku katamu,
hanya kamu kataku,
aku dan kamu hanya satu.
Diam,bicara,berbuat
adalah rupa-rupa,
rupa-rupa adalah satu,
karena yang satu meliputi yang rupa-rupa
karena yang rupa-rupa diliputi yang satu,
maka hanya satu yang ada
maka yang ada hanya satu.
Aku satumu
kamu satuku,
aku adalah kamu
kamu adalah aku,
hanya satu,
aku sebutan yang satu
kamu sebutan yang satu,
dalam satu sebutan,
sebutan yang satu.
Yang ada tidak diadakan
yang tiada tidak ditiadakan,
yang ada hanya ada
yang ada hanya satu ada,
maka yang ada memang ada
maka yang satu memang satu,
demikian yang satu adalah yang ada
demikian yang ada adalah yang satu.





Sabtu, 10 Desember 2011

HAKIKAT YANG BERSYARIAT

Yang sejati
yang hakiki
adalah yang Satu;
yang berzat
yang bersifat
yang bernama
yang berbuat,
dalam yang satu
pada yang satu,
tiada pilihan
tiada perbedaan
tiada tingkatan,
semua satu
semua berupa-rupa,
maka kehendak adalah Jaiz
maka kenyataan adalah tunggal.
Yang ada
yang nyata,
adalah KehendaKu
adalah kenyataanKu,
kehendakKu adalah hakikatKu
kenyataanKu adalah syariatKU,
maka tiada boleh ada yang mendua
maka tiada boleh ada yang lainnya,
karena hakikatnya adalah Aku jua
karena syariatnya adalah Aku jua,
demikian hakikat yang bersyariat
demikian Aku yang nyata dalam syariat.



Selasa, 29 November 2011

SYARIAT YANG BERHAKIKAT

Setiap yang dipermukaan adalah formalnya,
setiap yang dinyatakan adalah bentuknya,
setiap yang ditampakkan adalah kulitnya,
demikianlah syariat, aturan yang mengikat
demikianlah syariat, jalan yang diperbuat
demikianlah syariat, bentuk yang kuat.
Setiap yang disembunyikan adalah bathinya,
setiap yang dibathinkan adalah maknanya,
setiap yang dimaknakan adalah isinya,
setiap yang isi adalah rahasianya,
demikanlah hakikat, bathin syariat
demikianlah hakikat, makna syariat
demikianlah hakikat, isi syariat
demikanlah hakikat, rahasia syariat.
Antara syariat dan hakikat, seumpama kulit dan isinya,
antara syariat dan hakikat, seumpama gelas dan airnya,
keduanya satu, satu keduanya,
pandanglah yang satu dalam keduanya,
pandanglah keduanya dalam yang satu,
maka nyatalah Hak,
maka nyatalah kebenaran,
dalam yang satu.
Dalam perjalanan ini,
engkau yang terbebas mendua
dari perjalanan kemunafikan,
engkau yang terbebas berpihak
dari perjalanan kekufuran,
maka jalanilah syariatmu
maka hakikat besertamu.
Perjalanan yang menyatu, perjalanan yang satu,
pandanglah yang satu, dalam yang satu,
maka berhentilah mencari,
karena perjalanan tiba disini,
maka berhentilah mengaku,
karena perjalanan hilang aku.


Sabtu, 29 Oktober 2011

KALAM KUN

Yang huruf, tidak
yang kata, tidak
yang kalimat, tidak
yang titikpun, tidak
yang ada hanya Kalam
Kalampun hanya Kun,
maka jadilah, setelah Kun
setelah Kun-lah, maka Payakun,
demikian huruf
demikian kata
demikian kalimat
demikian titik,
menjadi nyata, jadilah
ditubuh bertubuh
dihati berhati
dinyawa bernyawa
dirahasia berrahasia,
demikianlah, Aku nyata dalam Kalam
demikianlah, Kalam nyata dalam aku.
Maka, Kalampun tidak
maka, Kunpun tidak,
yang ada hanya Aku
yang nyata hanya Aku,
Jadilah Kun Payakun
jadilah aku,
yang berkalam satu,
yang bersatu Kalam.
Maka berKalam-lah
maka diamlah,
dalam Kalam tanpa aksara
dalam Kalam tanpa suara,
Kalamku, Aku berKalam
Aku berKalam, Kalamku.




Minggu, 16 Oktober 2011

YANG TITIK BERTITIK

Yang titik
adalah yang hidup
dalam huruf yang berhuruf
dalam kata yang berkata
dalam kalimat yang berkalimat,
sebelum semuanya bernyata
sebelum semuanya bermakna.
Yang titik adalah rahasiaku
yang rahasia adalah titik-ku,
maka titik menjadi yang bertitik
maka yang bertitik menjadi titik,
karena titik adalah rahasia
karena rahasia adalah titik,
huruf menjadi bertitik
kata menjadi bertitik
kalimat menjadi bertitik,
maka rahasia huruf titiklah
maka rahasia kata titiklah
maka rahasia kalimat titiklah.
Yang titik bukanlah yang bertitik
yang bertitik bukanlah yang titik,
karena yang titik adalah yang menitik
karena yang bertitik adalah yang dititik,
seperti yang hidup dan yang dihidupkan
seperti yang wujud dan yang diwujudkan,
jadilah titik yang satu
jadilah yang bertitik menyatu,
dalam titik, yang satu
dalam yang satu, titik.


Sabtu, 15 Oktober 2011

YANG KALIMAT BERKALIMAT

Yang kalimat
adalah kalimat yang berkalimat-kalimat
menjadi citra-Mu
menjadi diriku,
Akulah kalimat
dalam citraMu
akulah kalimat
dalam diriku.
Kalimat adalah kalimatku
kalimatku adalah yang berkalimat-kalimat
dalam diriku,
karena kalimat adalah Quran-ku
karena kalimat adalah ruhku,
akulah kalimat, kata ruhku
akulah ruh, kata kalimatku,
maka nyatalah dalam kalimatku yang berkalimat-kalimat
maka nyatalah dalam diriku
yang menjadi kalimat berkalimat.
Diamku adalah kalimatku
gerakku adalah kalimatku
kalimatku menjadi gerak dan diamku
gerak dan diamku menjadi kalimatku.
Ruhku menyatu dengan kalimatku
kalimatku menyatu dengan ruhku,
kalimat ruhku,
ruh kalimatku,
menyatu menjadi satu
dalam yang satu.
Akulah kalimatku, akulah Quranku,
adalah satu yang menyatu
dalam yang satu,
menjadi kalimat yang berkalimat-kalimat
menjadi Quran yang ayat berayat
dalam diriku
dalam nyataku
yang kalimat berkalimat
yang berkalimat-kalimat.




Jumat, 14 Oktober 2011

YANG KATA BERKATA

Yang kata
menjadi yang berkata-kata,
karena mengulang kata-kata
karena kata yang berulang-ulang,
maka kata adalah bagian tubuh,
karena bagian-bagian tubuh adalah kata yang berkata-kata
karena bagian-bagian tubuh adalah kata yang mengulang kata;
telinga adalah kata
kata telinga berkata-kata dengan pendengarannya,
mata adalah kata
kata mata berkata-kata dengan penglihatannya,
hidung adalah kata
kata hidung berkata-kata dengan penciumannya,
mulut adalah kata
kata mulut berkata-kata dengan lisannya,
kepala adalah kata
kata kepala berkata-kata dengan pikirannya,
hati adalah kata
kata hati berkata-kata dengan perasaannya,
tangan adalah kata
kata tangan berkata-kata dengan sentuhannya,
kaki adalah kata
kata kaki berkata-kata dengan perjalananya;
Semua adalah kata
semua berkata-kata,
semua kata menjadi bagian-bagian tubuh
bagian-bagian tubuh yang berkata-kata
dalam kata bilangan kata.
Akulah kata, kata bagian-bagian tubuh
karena aku adalah kata
karena aku adalah tubuh,
maka aku menjadi kata
maka aku menjadi tubuh,
kata yang menyatu adalah tubuh
tubuh yang menyatu adalah kata,
jadilah kata tubuh
jadilah tubuh kata,
akulah kata, kata tubuh
akulah tubuh, kata kata.
Kata dan tubuh menjadi satu
kata dan tubuh berkata satu,
jadilah satu, dalam yang satu
jadilah satu, dalam satu kata
jadilah satu, dalam satu tubuh,
rahasia tubuh dalam kata
rahasia kata dalam tubuh
rahasia yang satu dalam yang satu;
inilah tubuh yang berbilangan kata
inilah yang kata berkata-kata
inilah yang satu, yang kata berkata.



Jumat, 30 September 2011

YANG HURUF BERHURUF

Yang huruf dalam diri
menjadi huruf berhuruf
beranasir yang empat;
ada yang ber-anasir air
ada yang ber-anasir api
ada yang ber-anasir angin
ada yang ber-anasir tanah,
menyatu dalam tubuh
berbagi dalam tujuan yang satu.
Akulah huruf
yang menghurufi tubuh
yang menghurufi huruf Hijaiyyah
dalam sendi-sendi tubuhnya
dalam tiga puluh bagiannya,
sebelum semua menjadi makna
sebelum semua menjadi kata,
demikian tubuh yang berhuruf huruf
demikian tubuh bermakna sebelum menjadi makna.
Dalam tubuh, akulah huruf
dalam huruf, akulah huruf
karena huruf yang berhuruf-huruf
karena huruf yang berbilangan huruf,
hanya satu yang berhuruf
hanya satu yang simpul,
Lam Alif yang ada
Lam Alif yang tiada.



Minggu, 25 September 2011

SULUK

Hening adalah suluk-ku,
yang diam dalam diam
yang bening dalam bening,
kini aku bukanlah pencari
kini aku bukanlah pengenal,
tapi akulah aku
tapi aku bukanlah aku
yang di-titiktemu-kan dalam satu
yang di-titiktemu-kan dalam ridho.
Hanya satu tujuku
hanya satu ridhomu,
dalam hening
dalam diam
dalam suluk yang satu
dalam suluk yang tuju.
Yang bersyarat
yang berukun,
lenyap dalam raga
lenyap dalam rasa
yang satu
yang sendiri.
Yang ber-ruang
yang berwaktu,
lenyap dalam ruang
lenyap dalam waktu
yang satu
yang tak ber-ruang
yang tak berwaktu.
Maka jadilah aku
maka jadilah satu
abadi yang abadi
azali yang azali,
tenggelam dalam yang dituju
karam dalam yang satu. 





Kamis, 22 September 2011

"O"

Dalam kehampaan
dalam kekosongan
yang ada hanya O
O pun sebenarnya tiada
yang ada sebenarnya tiada
yang tiada sebenarnya ada.
Jadilah O
O yang menyata
O yang merasa
O yang menyatu
bulatan yang satu.
O Allah
O Allah
dalallah
dalallah
yang kenal-mengenal
yang ngaku-mengaku.
Jadilah O
yang sebenarnya O
jadilah O
yang sebenarnya satu O
O ada
O tiada.


Kamis, 15 September 2011

HAMPA YANG ISI

Aku lihat dari muka,
yang ada hanya kosong
aku lihat dari belakang,
yang ada hanya kosong
aku lihat dari sisi kanan,
yang ada hanya kosong
aku lihat dari sisi kiri,
yang ada hanya kosong.
Hanya kosong yang ada
hanya kosong yang nyata,
hampa ini, yang terasa
hampa ini, isi yang ada.
Jadilah hampa yang isi
jadilah isi yang hampa,
maka aku merasakan hampanya
maka aku merasakan isinya.
Hampa yang isi,
menjadi isi yang hampa
isi yang hampa
menjadi hampa yang isi,
seperti hening yang bening.
menjadi bening yang hening
seperti terang yang benderang,
menjadi benderang yang terang,
Karena padaMu jua, aku ada
karena padaMu jua, aku fana
karena padaMu jua, aku baqa,
yang tiada bukanlah yang ada
yang ada bukanlah yang tiada,
yang ada adalah yang ada.
Demikianlah yang hampa
demikianlah yang isi,
menjadi hampa yang isi.



Selasa, 13 September 2011

HAJI YANG HAJI

Tanggalkan pakaian budayamu
maka mulailah Ihrammu,
dalam Ihram ini,
engkau tak beda dengan engkau yang lain
aku tak beda dengan aku yang lain,
setiap engkau adalah engkau
setiap aku adalah aku,
engkau adalah aku
aku adalah engkau,
diperjalanan menyatu tujuan
diperjalanan menyatu aku-engkau, engkau-aku.
Maka berhajilah dahulu,
sebelum engkau pergi ke Mekkah
karena hajimu adalah Arafah-mu,
Arafah-mu adalah makrifatmu dengan Tuhanmu,
maka kenalilah Wukuf-mu, sebelum engkau Wukuf di Arafah
maka kenalilah Thowaf-mu, sebelum engkau Thawaf di Kabah
maka kenalilah Syai-mu, sebelum engkau Syai di Safa-Marwa.
Jangan berhaji masih di masa jahiliyyah
engkau berhaji, tapi engkau memberhalakannya,
kenalilah dulu tajalli Adam-mu pada dirimu,
maka engkau akan tahu hakikat hajimu.
Berhajilah setelah engkau tahu
berhajilah setelah engkau kenal,
maka haji ini adalah haji yang haji
maka haji yang haji adalah haji diri-mu.


Senin, 05 September 2011

YANG NYATA MENYATA

Aku adalah Muhammad
yang menjadi sifat,
sifatku adalah Siddiq
sifatku adalah Amanah
sifatku adalah Tabligh
sifatku adalah Fathonah,
pada Siddiq, aku tanazul
pada Siddiq, aku taroqi
yang menyata pada Fathonahku
yang menyata pada diriku,
Siddiq ada di hatiku
Amanah ada di akalku
Tabligh ada di nafsuku
Fathonah ada di lakuku,
maka aku jadi Muhammad
karena punya sifat yang empat,
Muhammad adalah sifatku
sifatku adalah Muhammad.
Menyata ia pada diriku,
seperti menyata yang bathin pada yang zohir,
maka ku jalani perjalanan ini
maka ku lalui laluan ini,
biar nyata, yang nyata
biar nyata, diriku yang nyata.



Selasa, 30 Agustus 2011

FITRAH YANG FITRAH

Seperti pergi dan kembali,
fitrah selalu diingat
dalam kealfaan diri
dalam kesucian diri,
demikian diri selalu mengulang,
demikian diri selalu mengabaikan.
Fitrah yang bergerak, fitrah yang pergi
fitrah yang diam, fitrah yang kembali,
dalam diri yang bersyukur
dalam diri yang teruji,
dimana ruang, disetiap waktu.
pada diri yang bersyahadat
pada diri yang mengenal dirinya,
fitrah tak pernah pergi
fitrah tak pernah kembali,
karena fitrah menyatakan pada dirinya
karena diri menyatakan pada fitrahnya.
Fitrah yang fitrah,
hanya bagi diri yang tahu kefitrahan
suci yang suci,
hanya bagi diri yang mengenal kesucian,
jadilah fitrah menjadi diri
jadilah diri menjadi fitrah.
Dalam hakikat diri
dalam diri sejati,
maka fitrahku adalah diriku
maka diriku adalah fitrahku,
karena fitrahku menyatakan diriku
karena diriku menyatakan fitrahku.
Seperti satu yang satu,
fitrah selalu menyatu
fitrah tak pernah bersekutu
dalam diri yang zohir
dalam diri yang batin.