Jumat, 30 September 2011

YANG HURUF BERHURUF

Yang huruf dalam diri
menjadi huruf berhuruf
beranasir yang empat;
ada yang ber-anasir air
ada yang ber-anasir api
ada yang ber-anasir angin
ada yang ber-anasir tanah,
menyatu dalam tubuh
berbagi dalam tujuan yang satu.
Akulah huruf
yang menghurufi tubuh
yang menghurufi huruf Hijaiyyah
dalam sendi-sendi tubuhnya
dalam tiga puluh bagiannya,
sebelum semua menjadi makna
sebelum semua menjadi kata,
demikian tubuh yang berhuruf huruf
demikian tubuh bermakna sebelum menjadi makna.
Dalam tubuh, akulah huruf
dalam huruf, akulah huruf
karena huruf yang berhuruf-huruf
karena huruf yang berbilangan huruf,
hanya satu yang berhuruf
hanya satu yang simpul,
Lam Alif yang ada
Lam Alif yang tiada.



Minggu, 25 September 2011

SULUK

Hening adalah suluk-ku,
yang diam dalam diam
yang bening dalam bening,
kini aku bukanlah pencari
kini aku bukanlah pengenal,
tapi akulah aku
tapi aku bukanlah aku
yang di-titiktemu-kan dalam satu
yang di-titiktemu-kan dalam ridho.
Hanya satu tujuku
hanya satu ridhomu,
dalam hening
dalam diam
dalam suluk yang satu
dalam suluk yang tuju.
Yang bersyarat
yang berukun,
lenyap dalam raga
lenyap dalam rasa
yang satu
yang sendiri.
Yang ber-ruang
yang berwaktu,
lenyap dalam ruang
lenyap dalam waktu
yang satu
yang tak ber-ruang
yang tak berwaktu.
Maka jadilah aku
maka jadilah satu
abadi yang abadi
azali yang azali,
tenggelam dalam yang dituju
karam dalam yang satu. 





Kamis, 22 September 2011

"O"

Dalam kehampaan
dalam kekosongan
yang ada hanya O
O pun sebenarnya tiada
yang ada sebenarnya tiada
yang tiada sebenarnya ada.
Jadilah O
O yang menyata
O yang merasa
O yang menyatu
bulatan yang satu.
O Allah
O Allah
dalallah
dalallah
yang kenal-mengenal
yang ngaku-mengaku.
Jadilah O
yang sebenarnya O
jadilah O
yang sebenarnya satu O
O ada
O tiada.


Kamis, 15 September 2011

HAMPA YANG ISI

Aku lihat dari muka,
yang ada hanya kosong
aku lihat dari belakang,
yang ada hanya kosong
aku lihat dari sisi kanan,
yang ada hanya kosong
aku lihat dari sisi kiri,
yang ada hanya kosong.
Hanya kosong yang ada
hanya kosong yang nyata,
hampa ini, yang terasa
hampa ini, isi yang ada.
Jadilah hampa yang isi
jadilah isi yang hampa,
maka aku merasakan hampanya
maka aku merasakan isinya.
Hampa yang isi,
menjadi isi yang hampa
isi yang hampa
menjadi hampa yang isi,
seperti hening yang bening.
menjadi bening yang hening
seperti terang yang benderang,
menjadi benderang yang terang,
Karena padaMu jua, aku ada
karena padaMu jua, aku fana
karena padaMu jua, aku baqa,
yang tiada bukanlah yang ada
yang ada bukanlah yang tiada,
yang ada adalah yang ada.
Demikianlah yang hampa
demikianlah yang isi,
menjadi hampa yang isi.



Selasa, 13 September 2011

HAJI YANG HAJI

Tanggalkan pakaian budayamu
maka mulailah Ihrammu,
dalam Ihram ini,
engkau tak beda dengan engkau yang lain
aku tak beda dengan aku yang lain,
setiap engkau adalah engkau
setiap aku adalah aku,
engkau adalah aku
aku adalah engkau,
diperjalanan menyatu tujuan
diperjalanan menyatu aku-engkau, engkau-aku.
Maka berhajilah dahulu,
sebelum engkau pergi ke Mekkah
karena hajimu adalah Arafah-mu,
Arafah-mu adalah makrifatmu dengan Tuhanmu,
maka kenalilah Wukuf-mu, sebelum engkau Wukuf di Arafah
maka kenalilah Thowaf-mu, sebelum engkau Thawaf di Kabah
maka kenalilah Syai-mu, sebelum engkau Syai di Safa-Marwa.
Jangan berhaji masih di masa jahiliyyah
engkau berhaji, tapi engkau memberhalakannya,
kenalilah dulu tajalli Adam-mu pada dirimu,
maka engkau akan tahu hakikat hajimu.
Berhajilah setelah engkau tahu
berhajilah setelah engkau kenal,
maka haji ini adalah haji yang haji
maka haji yang haji adalah haji diri-mu.


Senin, 05 September 2011

YANG NYATA MENYATA

Aku adalah Muhammad
yang menjadi sifat,
sifatku adalah Siddiq
sifatku adalah Amanah
sifatku adalah Tabligh
sifatku adalah Fathonah,
pada Siddiq, aku tanazul
pada Siddiq, aku taroqi
yang menyata pada Fathonahku
yang menyata pada diriku,
Siddiq ada di hatiku
Amanah ada di akalku
Tabligh ada di nafsuku
Fathonah ada di lakuku,
maka aku jadi Muhammad
karena punya sifat yang empat,
Muhammad adalah sifatku
sifatku adalah Muhammad.
Menyata ia pada diriku,
seperti menyata yang bathin pada yang zohir,
maka ku jalani perjalanan ini
maka ku lalui laluan ini,
biar nyata, yang nyata
biar nyata, diriku yang nyata.