Senin, 21 Januari 2013

AKBARLAH DIA

Akbar-lah Dia
dalam keakbaranNya,
maka Dia segalaNya,
karena Dia segalaNya.
Akbar-lah Dia,
yang mengakbarkanNya,
maka semua adalah keakbaranNya,
karena Dialah yang Akbar.
Allah Akbar, adalah persaksian Lisanmu,
Allah Akbar, adalah persaksian hatimu,
Allah Akbar, adalah persaksian Ruhmu,
Allah Akbar, adalah persaksian Sirmu,
maka Tahrimlah kamu,
maka Mikrajlah kamu,
maka Munajatlah kamu,
maka Tubadillah kamu,
dalam gerak dan diam Sholatmu,
dalam lisan,qolbi dan af"al Sholatmu,
dalam syarat dan rukun Sholatmu,
jadilah Sholat tubuhmu,
jadilah Sholat hatimu,
jadilah Sholat Ruhmu,
jadilah Sholat Rahsamu,
maka menjadi Syariat Sholatmu,
maka menjadi Hakikat Sholatmu,
maka menjadi Daim Sholatmu.
Akbar-lah Dia
dalam keakbaranNya,
maka Dia segalaNya,
karena Dia segalaNya.










Jumat, 18 Januari 2013

TUNGGAL ESA

Kebenaran ini pun,
nyata dalam Kalam
kebenaran ini pun,
nyata dalam kesaksian,
maka Dialah yang berkalam,
maka Dialah yang bersaksi,
sampai di sini tak ada lagi dikhotomi,
sampai di sini tak ada lagi pengakuan.
Maha benarlah kebenaran ini,
Maha nyatalah kenyataan ini,
di sini, tak ada lagi batas akhir,
di sini, tak ada lagi batas awal,
karena yang akhir adalah yang awal,
karena yang awal adalah yang akhir.
Maka diam adalah Gerak,
maka Gerak adalah Diam,
Maha sempurna Dia yang ada,
Maha sempurna Dia yang nyata,
di sini, tak ada lagi sunyi,
di sini, tak ada lagi ramai,
karena yang sunyi adalah yang ramai,
karena yang ramai adalah yang sunyi.
Maka yang Gaib adalah yang Zohir,
maka yang Zohir adalah yang Gaib,
Maha Esa Dia yang tunggal,
Maha Tunggal Dia yang Esa.



Sabtu, 15 Desember 2012

ESA TAK BERBILANG

Masihkah ada hakikat,
jika ia adalah pemahaman akhir
yang mesti engkau akhiri,
ibarat pohon yang berawal dari biji,
lalu berakhir pada biji.
Masihkah ada hakikat,
jika ia adalah substansi,
yang telah engkau jumpai,
maka hakikat adalah isi
maka isi adalah hakikat,
semuanya tiada
semuanya hampa,
karena hakikat dan isi tiada,
karena hakikat dan isi hanya nama.
Berakhirlah ia,
kembalilah ia,
hanyalah ungkapan tiada
hanyalah kebenaran yang ada,
sampai disini katapun tiada
sampai disini katapun hanya kias belaka.
Seperti Kholiq dan Makhluq, 
menjadi tiada dikhotomi dalam hakikat,
adalah tiada,
ketika yang Ada adalah segalaNya,
adalah tiada,
ketika yang Ada adalah esaNya.
Lalu apa yang engkau capai,
lalu apa yang engkau kenal,
jika semuanya telah berlalu,
jika semuanya telah menjadi masalalu,
manunggalpun tiada
menyatupun tiada,
karena semuanya tunggal
karena semuanya esa.




Senin, 03 Desember 2012

KAFFAH

Seutuhnya adalah Dia,
maka aku tiada lagi ada
maka engkau tiada lagi ada,
yang tiada pun tiada
yang ada pun tiada,
karena Dia-lah yang ada,
karena Dia-lah yang segalanya.
Seutuhnya adalah Dia,
Dialah Zat,
Dialah Sifat,
Dialah Asma,
Dialah Af'al-Nya,
maka Dialah Rubbubiyah-Nya,
maka Dialah Uluhiyyah-Nya,
maka Dialah Asma wa Sifat-Nya,
Demikian NyataNya,
Demikian TunggalNya.
Seutuhnya adalah Dia,
dalam rilaksasi ini,
Yang Zat,
Yang Sifat,
Yang Asma,
Yang Af'al,
adalah Dia yang Tunggal,
adalah Dia yang Esa.
Dia-lah yang seutuhNya,
demikian yang Kaffah
dalam Dia yang seutuhNya.




Jumat, 06 Juli 2012

JAHIL

Kejahilanlah
yang membuat hijabmu,
kejahilan pulalah, yang menyatakan engkau dekat
kejahilan pulalah, yang menyatakan engkau menyatu,
karena engkau telah membuat jarak dengan-Nya
karena engkau telah mendua dengan-Nya,
maka leburlah engkau
maka karamlah engkau
maka matilah sebelum mati engkau,
hanyalah jalan mengikis kejahilanmu
hanyalah jalan petunjuk pengenalanmu.
Betegaklah
dengan Aku,
selain Aku tiada;
maka semua jarak tiada
maka semua kedekatan tiada
maka semua penyatuan tiada
maka semua pengakuan pun tiada.
Mengenal Aku dengan Aku,
melihat Aku dengan Aku,
maka Af'alKu
maka AsmaKu
maka SifatKu
maka ZatKu,
hanyalah Aku.
Akulah pada yang satu
Akulah pada yang banyak,
sejatinya yang esa
sejatinya yang tunggal
pada yang satu
pada yang banyak,
demikian Aku
demikian segalaNya.







Kamis, 03 Mei 2012

DIRI TAJALLI

Akulah Rahasia
diri yang tajalli,
adalah tunggal manunggal
adalah satu menyatu
dengan diri berdiri
dengan diri terdiri
dengan diri terperi
menyatakan yang nyata
menyatakan asal yang nyata,
akulah yang awal, akulah yang akhir
akulah Muhammad, akulah Ahmad.
Aku adalah Dia
Dia adalah aku,
yang rahasia dalam diri
yang aku dalam diri,
maka tiada aku
maka tiada rahasia,
karena rahasia adalah Dia
karena aku adalah Dia.
Tegak aku, tajalli aku
dalam diri yang tajalli,
inilah titik yang awal
inilah titik yang akhir
dalam diri yang bathin
dalam diri yang zohir,
menyatakan aku yang satu
menyatakan aku yang tunggal.
Dialah Muhammad
dialah ruhullah
dalam tajalli diri yang tajalli,
dialah yang titik, dialah yang awal
dialah yang titik, dialah yang akhir,
hanya titik yang nyata
hanya titik yang tiada,
maka semua tiada, dia tiada, aku tiada
yang titik pun tiada, yang awalpun tiada, yang akhirpun tiada
yang ada hanyalah yang ada,
karena yang ada, Dialah yang ada
yang tajalli hanyalah yang tajalli,
karena yang tajalli, Dialah yang tajalli.


Senin, 16 April 2012

DIRI TERPERI

Nyawalah namanya
bagi diri yang terperi,
nafaslah nyatanya
anfaslah nyatanya
tanafaslah nyatanya
nufuslah nyatanya,
maka nyawa jadi terperi-peri.
Akulah Allah, 
Hu Allah,
dalam nyawa yang terperi
dalam diri yang terperi
setiap nafas berkali-kali
setiap anfas mengulangkali
setiap tanafas hening sekali
setiap nufus seketika berhenti,
maka nyawa pun seperti kembali
maka diripun seperti tiada lagi.
Nyawalah namanya
bagi diri yang terperi,
pada nafas yang akan mencium baunya
pada anfas yang akan melihatnya
pada tanafas yang akan mendengarnya
pada nufus yang akan merasakannya,
jadilah penciuman
jadilah penglihatan
jadilah pendengaran
jadilah perabaan
dalam diri yang terperi
dalam nafas yang terkali,
pada akhirnya hening jua
pada akhirnya satu juga,
dalam nyawa yang satu
dalam nyata yang satu;
Dialah Aku
Akulah Dia
dalam setiap tarikan nafas
dalam setiap kedipan anfas
dalam setiap sebutan tanafas
dalam setiap detak nufus.