Kalam-Mu
kalam KUN
kalam PAYAKUN,
maka jadilah
maka terjadilah
semuanya
segalanya
yang nyata
yang gaib,
karena engkau ingin dikenal
oleh yang dikenal-Mu
oleh yang mengenal-Mu;
sejatinya engkau
sebenarnya engkau,
sendiri
dan seperti sendiri,
dalam luasnya diri
dalam akbarnya sendiri,
itulah aku
itulah engkau
yang satu
yang menyatu
dalam diri
dalam semesta sendiri.
KUN diri
PAYAKUN sendiri,
maka jadilah
maka terjadilah
alam ini
alam diri,
seperti menjadi-jadi
seperti berupa-rupa,
sejatinya sendiri
sebenarnya diri
dalam Kalam
dalam KUN
dalam PAYAKUN.
Batang serumpun
serumpun batang
tanpa ikatan
tapi menyatu
dalam gerak
dalam diam,
maka bambulah ia
maka ialah bambu
dalam simbol
dalam nyata
sebagai yang satu
sebagai yang tunggal.
Maka kitalah bambu
maka bambulah kita
dalam ikatan
dalam aqidah
yang sebenar-benarnya
yang senyata-nyatanya,
seperti batang serumpun
seperti serumpun batang
yang lentur
yang luwes
dalam harmoni
dalam kesatuan.
Seperti rebung pada awalnya
seperti batang pada akhirnya,
tumbuh terpisah-pisah
hidup sendiri-sendiri
dalam rumpun yang satu
dalam satu yang serumpun,
maka jadilah ia batang serumpun
maka jadilah ia serumpun batang
dalam lahir
dalam batin,
sebagai bambu sebatang
sebagai bambu serumpun.
Demikian diri terperi
demikian diri tajalli,
seperti pandang yang satu pada yang banyak
seperti pandang yang banyak pada yang satu,
bambulah ia
bambulah kita.
Apalah arti
sosok Ulat yang melata
tanpa tahu hakikat maknanya?
maka iapun berproses dalam Sami'na wa Atho'na
menjadi kepompong,
karena ia tahu asal kejadiannya
karena ia tahu kemerdekaan tujuannya,
maka jadilah ia Kupu-Kupu
atas kehendak Rabb-nya.
Beginilah Kupu-Kupu
setelah mengepompongkan dirinya;
indahlah hidupnya
kekallah jalannya,
terbang bebaslah ia,
mengepak keindahan sayapnya
mengisap sari kehidupannya.
dalam ke-Maha Esa-an Rubbubiyah
dalam kemaujudan Uluhiyyah
dalam kesemestaan rahmat Asma wa Sifat-Nya,
maka nyatalah ia dalam keakbaran-Nya
maka gaiblah ia dalam keagungan-Nya.
Seperti Ulat
seperti Kepompong
seperti Kupu-Kupu,
terimalah dirimu menjadi dirimu
dalam kesadaran
dalam kesejatian
yang Tunggal.
Diam-mu
dalam kesabaran
tak terdengar langkahmu
saat bergerak menerkam mangsa,
maka berbaringlah tubuhmu
dalam jenaka
dalam kesunyian,
menghiasi hari-harimu
bersamadi kehidupan.
Gerak-mu
dalam kelembutan
meninggalkan sunyi langkah-langkahmu
kadang sekejap cepat melintas
kadang lembut perlahan
maka berlarilah tubuhmu
melintasi ruang dan waktu
menawarkan keanggunan
menyanyikan kebebasan.
Jatuh-mu
dalam ketinggian
hanya suara mengeongmu yang terdengar
sementara tubuhmu lentur
dalam kemauanmu,
maka bangkitlah tubuh yang kembali
menapaki segala yang ada
menjalani langkahnya yang nyata,
seperti pada awalnya
seperti pada akhirnya.
Terkam-mu
dalam kecepatan
adalah keunggulanmu
keluwesanmu
dalam kehati-hatian
adalah kelembutanmu,
maka berdirilah dirimu
seperti Alif
mengurai huruf-huruf yang lain
seperti titik
yang mengawali segala kejadian.
Sempurna-mu,
sebagai kucing, menjadi kucing
dalam kehidupan
dalam keilmuan,
maka jadilah kucing
dalam kesempurnaanmu
dalam amtsal-mu.
Menyelamlah di samudera
seperti ikan menenggelamkan dirinya,
berenanglah digelombag lautan
seperti ikan menarikan dirinya,
bagaikan samudera tak menyentuh ikan
dan ikan tak menyentuh samudera,
bagaikan lautan tak mengusik ikan
dan ikan tak mengusik lautan,
karena ikan mengenali samudera
dan samudera mengenali ikan,
karena lautan seperti menggerakan ikan
dan ikan seperti menggerakan lautan,
dalam keheningan samudera
dalam gelombang lautan,
ikan menyatu dengan samudera
ikan menyatu dengan lautan,
maka hiduplah ia
maka bebaslah ia
di keluasan samudera
di kedalaman lautan.
Hiduplah ikan
karena ia, ikan dalam samudera
karena ia, ikan dalam riak lautan,
ikanlah aku, akulah ikan
dalam samudera
dalam lautan.
Sejatinya aku samudera
sejatinya aku lautan,
saat ikan hening dalam kedalaman samudera
saat ikan bergerak dalam gelombang lautan,
karena ikan tanpa samudera
karena ikan tanpa lautan,
maka tiadalah aku, kata ikan
maka matilah aku, kata ikan,
karena sejatinya aku ikan
karena samudera tanpa ikan
karena lautan tanpa ikan,
maka aku bukanlah samudera, kata samudera
maka aku bukanlah lautan, kata lautan,
jadilah aku samudera dengan ikan
jadilah aku lautan dengan ikan,
maka bebaslah ikan di samudera
maka merdekalah ikan di lautan.