Rabu, 13 Juli 2011

SHOLAT RUH

Dalam sholat
ruh yang bermikraj
di hadirat Tuhannya,
ruh jasmani di alam mulki
ruhani di alam malakut
ruh idhafi di alam jabarut
ruhul quddus di alam lahut,
menyatulah ia dengan Tuhannya
maka nyatalah baginya.
Ruh yang suci kembali kepada yang suci,
dialah yang sholat
dialah yang mikraj,
seperti ia kembali ke asalnya
seperti ia pulang kepada yang menghidupkannya.
Ruh yang menyatu
hingga sirna ruang dan waktu
sholatpun berlalu
sholatpun bersatu
menjadi soh
dalam hening bening
dalam agung keagungan,
hanya sendiri, dirinya sendiri.


Minggu, 10 Juli 2011

SHOLAT WUSTHO

Dalam tubuh ada hati yang bercermin
setiap waktu, karena ia cerminnya sendiri,
ketika ia sholat, itulah sholatnya
memuji Tuhannya
memandang Tuhannya
tanpa batas waktu,
tanpa ruang yang menentu.
Setiap gerak hati adalah rakaatnya,
setiap lapis kedalaman hati adalah khusyu'nya,
inilah zikir hati dalam sholat
inilah dialog hati dalam sholat,
menggerakkan setiap lathifah dalam diri
hingga diri lebur dalam puji kepadaNya.
Hati hanya tunggal dengan tujuannya,
hati hanya lebur dengan tujuannya,
maka mikraj hati hanya dengan rasa
maka mikraj hati hanya lebur dengan tuhannya,
perjalanan hati dalam sholatnya
menafikan kesyirikan yang tersembunyi,
menafikan pengakuan dalam diri
yang ada hanya Kekasihnya,
yang ada hanya pandangnya,
pada cermin yang tunggal
pada rasa kesadarannya.
selama waktu, hati menjalani sholatnya,
selama waktu, hati menzikirkan Tuhannya,
setiap ruang, hati menjalani sholatnya,
setiap ruang, hati menzikirkan Tuhannya.
Sholat hati, sholat bersama raganya
sholat hati, sholat selalu bersamaNya.


Kamis, 07 Juli 2011

SHOLAT RAGA

Siang dan malam
tubuh bergerak dalam ritme penanda
tiga belas sendi di tubuh ini
menjadi raga yang sembahyang
dalam koridor waktu yang menentu
hanya ada labirin nawaitu
di hati yang mengaku
ketika takbiratul ihram dilafazdkan,
bersama yang dihati
bersama yang dilisankan
bersama yang digerakan.
Raga yang sembahyang
dari rukun ke rukun
adalah nash yang zohir
setelah tubuh dibersihkan oleh wudhu
dengan bilangan air yang mensucikan,
maka raga sembahyang zohir
maka raga sembahyang nyata,
Sembahyang raga bukan olah raga
sembahyang raga bukan olah tubuh
sembahyang raga adalah penanda
bagi raga yang mengenal manusianya,
bagi raga yang mengenal tuhannya.
Raga adalah cermin nyata
dari sembahyang ini;
wujudnya nyata pada berdiri alif
wujudnya nyata pada rukuk dan sujud,
Alif, Allah
Mim-Ha-Mim-Dal, Muhammad,
maka raga sembahyang,
maka raga menunjukkan rahasianya.

Rabu, 06 Juli 2011

MAQOM

Apa peduliku pada maqomku,
ketika wujud sudah nyata
hanya satu adalah aku
pandang aku
sebut aku
adalah narsisku
pada cermin keakuanku.
Aku bercengkrama dengan aku
bisa sunyi, bisa ramai
dunia bisa asing
akhirat bisa asing
karena aku adalah aku yang sunyi
karena aku adalah aku yang ramai
meskipun di dunia, meskipun di akhirat.
Apa peduliku pada keberadaanku,
inilah aku pada maqom aku
inilah aku pada maqom bukan aku.
















Senin, 04 Juli 2011

IKHLAS

Dalam penyatuan ini
perbedaan menjadi satu,
yang tiada menjadi ada
yang fana menjadi baqa
yang memandang menjadi yang dipandang
yang mengingat menjadi yang diingat
yang kenal menjadi yang dikenal
karena tunggal adanya,
maka pengakuan menjadi tiada.
Dalam penyatuan ini
keberadaan menjadi tiada,
yang wujud adalah wahdatul wujud
yang dipandang adalah wahdatus syuhud
maka berhentilah menggigau
dalam keinginan tak menentu,
nyatakan dirimu adalah dirimu
setelah sirna segala yang tiada,
yang tiada memang tiada
yang ada memang ada.
Perjalanan yang engkau pandang jauh
hanyalah ibarat semata,
seperti biji dan pertumbuhannya
menjadi sebatang pohon,
engkau sebenarnya tak pernah kemana-mana,
karena yang asal dan yang menjadi
saling menyatu, tak pernah berpisah.
Dalam penyatuan ini
kesadaran menjadi yang satu,
yang ada cuma diam
yang ada cuma bisu
yang ada tanpa suara
yang ada tanpa aksara,
keheningan adalah ketakberdayaanmu
kebeningan adalah keikhlasanmu.